EMAS YANG MEMBELI KESEHATAN TIDAK PERNAH DAPAT MEMBELI YANG SAKIT HABISKAN

Sunday, May 1, 2016

CARA PEMBERANTASAN DEMAM BERDARAH


A. PENCEGAHAN
1). Beri penyuluhan, informasikan kepada masyarakat untuk membersihkan tempat perindukkan nyamuk dan melindungi diri dari gigitan nyamuk dengan memasang kawat kasa, perlindungan dengan pakaian dan menggunakan obat anti gosok nyamuk.
2). Lakukan survei di masyarakat untuk mengetahui tingkat kepadatan vektor nyamuk. Agar mengetahui tempat perindukkan dan habitat larva, biasanya untuk Aedes Aegypti adalah tempat penampungan air buatan atau alam yang dekat dengan permukiman manusia (misalnya ban bekas, vas bunga, dan tandon penyimpanan air) dan membuat rencana pemberantasan sarang nyamuk serta pelaksanaanya.
B. Pengawasan Penderita, Kontak, dan Lingkungan Sekitar
1). Laporan kepada instansi kesehatan setempat, laporan resmi wajib dilakukan bila terjadi KLB (Kejadian Liuar Biasa).
2). Isolasi, kewaspadaan universal terhadap darah. Sampai dengan demam hilang, hindari penderita demam dari gigitan nyamuk pada siang hari dengan memasang kasa pada ruang perawatan penderita dengan menggunakan kelambu, lebih baik lagi dengan kelambu yang telah direndam di dalam insektisida, atau lakukan penyemprotan tempat permukiman dengan insektisida yang punya efek knock down terhadap nyamuk dewasa ataupun dengan insektisida yang meninggalkan residu.
3). Disinfeksi serentak.
4). Karantina.
5). Imunisasi kontak
Jika demam dengue terjadi di sekitar daerah fkus demam kuning, lakukan imunisasi terhadap penduduk dengan vaksin demam kuning sebab vektor untuk daerah perkotaan kedua penyakit ini sama.
6). Lakukan investigasi terhadap kontak dan sumber infeksi, selidiki tempat tinggal penderita 2 minggu sebelum sakit dan cari penderita tambahan yang tidak dilaprkan atau tidak terdiagnosis.
7). Pengobatan spesifik: Renjatan hipovolemik disebabkan oleh bocornya plasma karena peningkatan permeabilitas pembuluh darah bereaksi dengan terapi oksigen dan pemberian cepat dengan cairan dan elektrolit (larutan ringer laktat 10 - 20 ml/kg/jam). Pada kasus renjatan yang lebih berat, sebaiknya digunakan plasma dan atau cairan pengganti plasma. Kecepatan pemberian plasma dan cairan harus dihitung sesuai dengan jumlah yang hilang, biasanya diukur dengan mikrohematrokrit. Peningkatan nilai hematrokrit yang terus menerus walaupun sudah diguyur dengan cairan memberi indikasi bahwa perlu diberikan plasma atau koloid lain. Pengamatan yang ketat perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya overhidrasi. Transfusi darah dilakukan bila terjadi perdarahan berat yang menyebabkan turunnya hematrokrit. Penggunaan heparin untuk mengobati perdarahan massive oleh karena adanya Disseminated Intra Vasculer Congulation berbahaya, tidak ada manfaatnya. Plasma segar, fibrinogen, dan konsentrat trombosit digunakan untuk mengobati perdarahan berat. Aspirin merupakan kontradiksi karena dapat menimbulkan perdarahn.
C. Penanggulangan Wabah 

Temukan dan musnahkan spesies Aedes dilingkungan permukiman, bersihkan tempat perindukan atau taburkan larvasida di semua tempat yang potensial sebagai tempat perindukan larva Aedes Aegypti. Gunakan obat gosok anti nyamuk bagi orang-orang yang terpajan dengan nyamuk.

D. Program Kebersihan Lingkungan

Pencegahan penyakit demam berdarah melalui program kebersihan lingkungan, yakni memutuskan mata rantai sebaran nyamuk penyebab demam berdarah. Demam berdarah dapat dicegah dengan memberantas jentik-jentik nyamuk Demam Berdarah (Aedes Aegypti) dengan cara PSN (Pembersihan Sarang Nyamuk).
Upaya tersebut merupakan cara yang terbaik, ampuh, murah, mudah dan dapat dilakukan oleh masyarakat, dengan cara sebagai berikut:
1. Bersihkan (kuras) tempat penyimpanan air (seperti: bak mandi/WC, drum, dan lain-lain) sekurang - kurangnya seminggu sekali. Gantilah air di vas bunga, tempat minum burung, perangkap semut dan lain-lain sekurang-kurangnya seminggu sekali.
2. Tutuplah rapat-rapat tempat penampungan air, seperti tempayan, drum, dan lain-lain agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak di tempat itu.
3. Kubur atau buanglah pada tempatnya barang-barang bekas, seperti kaleng bekas, ban bekas, botol - botol pecah, dan lain-lain yang dapat menampung air hujan, agar tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Potongan bambu, tempurung kelapa, dan lain-lain agar dibakar bersama sampah lainnya.
4. Tutuplah lubang-lubang pagar pada pagar bambu dengan tanah atau adukan semen.
5. Lipatlah pakaian/kain yang bergantungan dalam kamar agar nyamuk tidak hinggap di situ.
6. Untuk tempat-tempat air yang tidak mungkin atau sulit dikuras, taburkan bubuk Abate ke dalam genangan air tersebut untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Ulangi setiap 2-3 bulan sekali.
Ada banyak cara untuk memberantas nymuk Aedes Aegypti, antara lain:
1. Penyemprotan dengan menggunakan zat kimia.
2. Pengasapan insektisida.
3. Memutus daur hidup nyamuk dengan menggunakan ovitrap dan memberi ikan cere di tempat penampungan air.
Untuk memberantas jentik-jentik nyamuk dapat menggunakan serbuk abate, dengan komposisi takaran sebagai berikut:
1. Untuk 10 liter air cukup dengan 1 gram serbuk abate.
2. Bila memerlukan abate kurang dari 10 gram, maka dapat dilakukan sebagai berikut:
> Ambil 1 sendok makan abate dan tuangkan pada selembar kertas.
> Lalu bagilah abate menjadi 2,3 atau 4 bagian sesuai dengan takaran yang dibutuhkan.
3. Setelah dibubuhkan abate, maka:
> Selama 3 bulan bubuk abate dalam air tersebut mampu membunuh jentik Aedes Aegypti. 
> Selama 3 bulan bila tempat penampungan air tersebut akan dibersihkan/diganti airnya, hendaknya jangan menyikat bagian dalam dinding tempat penampungan air tersebut. 
> Air yang telah dibubuhi abate dengan takaran yang benar, tidak membahayakan dan tetap aman bila air tersebut diminum.

No comments:

Post a Comment